TESTIMONI
1. Zainal
Abidin 65 Thn, Lampung, Sakit Komplikasi Jantung, Darah Tinggi,Ginjal, Asam
Urat, Kolesterol, Batuk-Batuk
Orang tua kami sudah berusia diatas 65th. Beliau mengalami banyak
keluhan sejak 3-5 tahun yang lalu, maklum beliau sudah cukup lelah karena dimakan
usia. Pada saat muda beliau termasuk katagori orang Luar Biasa, tiada hari untuk
santai. Karena factor usia dan tingkat kesibukan menurun justru membuat orang tua
kami mengalami gangguan kesehatan. Muncul sakit darah tinggi, kolesterol, ginjal dan jantung. Pada suatu hari mengalami Ujian,
sakit beliau tiba2 datang. Keluarga panik dan mau nggak mau beliau harus
datangi klinik. Cerita dokter orang tua saya sakit ini dan itu, tanpa pikir
panjang kita mengambil keputusan untuk mengalihkan perawatan dengan herbal.
Luar biasa, saat orang tua kami sebelum minum JUICE GOPA KUPU banyak yang
dirasa, seperti,suara tidak ada, lemes, jantung berdebar, dadanya merasa panas
dan tidak tahan duduk, hanyak hitungan menit, Gopa kupu bekerja dengan baik +/-
30 menit saja orang tua kami bisa berbicara, dadanya yg merasa panas dan
lemesnya hilang. Pagi-paginya badan oangtua merasa enteng dan enak.. suara
semakin jelas.. Ajip Gopakupu.. Kami bersyukur kepada Alloh dan juga tak lupa
ucapkan terimasih kepada penemu Produk Gopakupu..
2. Bp.SUNOTO 58 Thn, Bojonegoro, Sakit Stroke (tdk Bisa bicara &
Berjalan).
P.Sunoto terserang Stroke Sampai tidak bisa bicara & tdk bisa
berjalan, Pada Hari Selasa 13 Des 2011, P.Anwar (Adik P.Sunoto) memberi Juice
GOPA KUPU pada beliau, Setelah beliau minum Juice GOPA KUPU mulai tgl 13 Des
2011-16 Des 2011 (habis separo botol) sudah bisa BICARA dan trantanan
jalan, Alhamdulillah... GOPA KUPU Luarrr Biasa... Infokan ke teman,
tetangga yg punya gangguan kesehatan... Insya Alloh GOPA KUPU menyehatkan
Bangsa...Amien... (Badri Bojonegoro).
3. Rudi Kurniawan 47 Thn, Majalengka, Kanker Prostat
Setiap kali berkemih, Rudy Kurniawan (47thn) menahan nyeri yang luar biasa.
Urine menetes perlahan seperti air keluar dari kran yang tersumbat. Kejadian itu Menimpa Rudi kurniawan pada malam hari. ‘Biasanya jam 09 malam
saya mulai bolak balik ke kamar mandi’ Kata Rudi Kurniawan. Dalam semalam
ia bisa 5 kali lebih ke kamar mandi. Ia tak tahan lagi menahan sakit, Sehingga
Herbalis di majalengka itu mendatangi Rumah Sakit terdekat untuk dikateter.
Padahal.. waktu sudah pukul 02.00 dini hari. Setelah dikateter.. ia bisa merasa
lebih Lega. Namun, keesokan malam nya Urin masih tetap Mampat. Setelah 4
Hari tak kunjung membaik, Rudi kurniawan memeriksakan diri ke dokter. Kelenjar
Prostatnya membengkak hingga 2,5 kali lipat ukuran nya.
Pembengkakan itu menutup saluran kemih. Rudi kurniawan menderita kanker
prostat. Namun.. karena usianya 47 thn,
dokter tidak memberikan pilihan lain selain terapi dengan sinar laser. Pemilik
klinik Anugrah Alam itu agak ketar-ketir. ‘Dari buku yang saya baca, hanya 2
dari 10 orang yang berpeluang sukses menjalani terapi itu,’ kata Rudy Kurniawan. Menurut Rudi Kurniawan ‘kanker prostat yg di derita nya itu buah dari
kebiasaan menahan buang air kencing saat seminar’. Kanker prostat cenderung
menyerang pria diatas usia 50 Thn. Menurut data National Cancer Institute (NCI) Amerika Serikat, 70% pengidap kanker prostat berusia
diatas 60 Thn. Sebagian penderita tidak merasakan gejala serangan dan meninggal
Tanpa terapi.
Sebagian lagi merasakan gejala antara lain susah berkemih, sering ingin
berkemih pada malam hari, rasa sakit saat berkemih, serta rasa sakit di
punggung bagian bawah, pinggang, dan paha atas. Data NCI terbaru menyebutkan
pada 2010 ditemukan 217.730 penderita kanker prostat baru di Amerika Serikat,
dan 32.050 di antaranya meninggal. Selain
menganjurkan terapi, dokter juga memberikan obat kepada Rudi kurniawan untuk
konsumsi 3X sehari. Namun, Rudi kurniawan hanya menjalani terapi laser 2X
dengan interval 2 bulan, masing-masing selama 1 jam. Bersamaan dengan
itu, ia memilih mengonsumsi Juice GOPA KUPU Secara rutin 3X sehari Atas
saran dari tmn sesama herbalis. Obat2tan medis sama sekali tidak disentuhnya.
Sebagai Herbalis ia mengetahui persis apa yang terkandung dalam Juice
GOPA KUPU. Tak sampai 4 bulan Rudi kurniawan dinyatakan bebas dari kanker
prostat yang mematikan. (di tulis oleh Lili kurniawan-istri dari Rudi Kurniawan)
4. Arif Hardiawan 66 Thn, Jakarta, Kanker Pita Suara Stadium 4
Sore itu, saat sedang menggoda 2 cucu ciliknya tiba-tiba dada Arif Hardiawan terasasesak, Lehernya seperti tercekik,
sulit bernapas, dan kakinya lemas. Dalam hitungan detik tubuh Arif ambruk ke
lantai, Di lantai keramik putih
itu wajahnya tampak biru lebam. Sontak suasana yang awalnya ceria berubah
mendung, Semua penghuni rumah panik, Sang anak lalu membopong
Arif ke mobil untuk dibawa ke rumahsakit. Beruntung Sepanjang perjalanan tidak ada kemacetan, Selang 30 menit mobil
bercat hitam tiba di sebuah Rumah Sakit di kelapa gading Jakarta Utara,
Arif langsung di bawa ke Unit Gawat Darurat (UGD). Disana perawat
memasangkan masker oksigen untuk membantu nya bernapas, tetap saja pria 66 Thn
itu tetap sulit bernapas, Celakanya denyut Nadi Arif Semakin Lemah,
Wajah nya kian membiru Serta tangan dan kakinya mulai terasa dingin, “
Saya nyaris Meninggal “ kenang Arif Hardiawan. Segera saja Arif dilarikan
ke ruang intensive care unit (ICU). Dokter menyatakan ada massa yang mengganjal
di bagian laring atau kotak suara Arif. Menurut Prof.dr.Bambang Hermani, Sp. THT-KL(K),
dosen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan (THT), Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia, laring salah satu organ vital. “Organ itu bertugas
mempertahankan jalan pernapasan, melindungi jalan pernapasan dan paru paru,
serta membantu mengatur sirkulasi udara. Laring juga sumber suara atau fonasi,
membantu proses menelan, dan mengekspresikan emosi,” ujar Bambang
Dokter kemudian melakukan laryngoscopy - memasukkan semacam cermin ringan dan
kecil ke belakang tenggorokan - untuk melihat kondisi tenggorokan, Dari cermin itu
terlihatlah benjolan yang mengganggu jalan pernapasan. Contoh jaringan yang
mengganggu diambil (biopsi) untuk diteliti. Hari itu juga Arif menjalani
operasi pemasangan stoma permanen di leher untuk bernapas.Keesokan
hari, Pukul 21.00 wib, Hasil Lab contoh jaringan keluar. Dari hasil Lab
dokter menvonis Arif mengidap kanker pita suara Stadium 4 tipe supraglotik yang
Agresif menyebar. Tipe lain, glotik lebih lambat menyebar tapi kerap
menyebabkan penyebaran ke subglotik. Vonis itu bak petir di siang bolong. “kami
tidak memberitahukan berita itu ke papa, Takut Papa down dan Stress“,
Ujar Hendri, Putra ke-3 dari 4 bersaudara. Saran dokter, “ Pita suara harus di
angkat agar Sel kanker tidak metastasis atau menyebar “, Imbuh Hendri..
Sebelumnya Arif memang pernah divonis tumor pita suara saat berobat ke Hongkong
pada September 2009. Gejalanya sama, ia kerap sulit bernapas. Namun, saat itu
dokter menyatakan tumor yang bersarang di pita suara kanan Arif jinak. “Menurut
dokter tumor bisa saja tidak dioperasi tapi dapat ditangani dengan mengonsumsi
obat-obatan,” kenang Hendri. Arif memilih mengonsumsi obat-obatan. Setelah
seminggu dirawat, Arif kembali ke tanahair. Kondisinya membaik dan dapat
bernapas lega. Tak di sangka, Selang 5 Bulan Tumor jinak itu
malah berbalik menjadi ganas. Kakek 11 Cucu itu terancam kehilangan Pita Suara.
Seharus nya operasi pengangkatan pita suara dilakukan seminggu setelah operasi
pertama. Namun kondisi Arif lemah, ia kekurangan Albumin Sehingga operasi
diundur. Normal nya kadar Albumin dalam darah 3,5 sampai 5 g/dL. Untuk
mendongkrak Albumin Arif mengonsumsi obat berupa sirup satu sendok sehari.
Albumin normal diperoleh setelah menghabiskan 8 botol sirup seharga Rp2,4-juta
per botol. Malam sebelum hari raya Imlek, 13 Februari 2010, harusnya dilewati
Arif dengan makan bersama keluarga. Ia malah terbaring di meja operasi selama 2
jam. Huuw pasrah tidak dapat bersuara alias afoni usai operasi. “Yang penting
sehat dan bisa bernapas,” kata Arif. Untuk bersuara Arif berlatih teknik
esophageal speech. Caranya, menelan udara dan mengumpulkannya dalam esophagus
(lambung) lalu perlahan dikeluarkan untuk menghasilkan suara.
Seminggu pascaoperasi barulah Arif tahu operasi itu untuk mengangkat sel
kanker. Prevalensi kanker laring memang jarang. Namun, bila tidak ditangani
dengan benar dapat berujung kematian. Di bidang kesehatan telinga, hidung,
tenggorokan (THT) kanker itu menempati urutan teratas di beberapa negara Eropa
seperti Italia, Jerman, Perancis, dan Polandia. Data European Cancer Observatory
pada 2008 jumlah penderita kanker laring di Italia mencapai 4.342 orang, Jerman
4.107 orang, Perancis 3.434 orang, dan Polandia 3.259 orang. Ryan P Smith, MD dan Crhistine Hill-Kayser, MD, di The Abramson Cancer
Center Of the University Of Pennsylvania Amerika Serikat, Pada 2008 melaporkan
Sebanyak 12.000 kasus kanker Laring muncul di Amerika pertahun, Sebanyak 4.200
kasus berujung kematian. “di indonesia belum ada data pasti, Namun di bidang
THT menempati urutan kedua setelah Nasofaring”, Kata Bambang.
Pada stadium lanjut - di atas stadium 2 - sel kanker metastasis. Biasanya
menyebar ke getah bening sehingga menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening
di leher. Sel kanker juga dapat metastasis ke organ tubuh lain seperti
paru-paru, hati, dan ginjal. Pasca pengangkatan pita suara
sebetulnya Arif dinyatakan bersih, maksudnya sel kanker pita suara tidak
metastasis. Namun 3 Bulan pasca operasi pengangkatan organ, Arif kembali sulit
bernapas. Ia lalu memeriksakan diri ke Rumah Sakit di jakarta pusat. Hasil
Rontgen menunjukkan ada benjolan sebesar pilus bersarang di saluran pernapasan
dekat paru-paru. Benjolan yang menghalangi saluran udara itu tak lain adalah
Sel kanker Stadium lanjut. Untuk menghilangkan nya ia harus menjalani Radiologi
(penyinaran).
Kelenjar getah bening di Leher pun membesar. Padahal kelenjar getah
bening salah satu sistem pertahanan tubuh. Pembesaran dapat terjadi karena
peradangan di sebakan masuknya Sel-Sel ganas. BERKAT GOPA
KUPU
Arif sudah
siap menjalani radiologi tapi keinginan itu batal. Awal Juli 2010, Arif
mengikuti saran keluarga untuk berobat pada seorang dokter sekaligus herbalis
di Jakarta Barat. Arif dianjurkan oleh beberapa orang kerabat untuk mencoba
mengonsumsi ramuan JUICE GOPA KUPU.
Menurut dr Zainal Gani, dokter dan herbalis di Malang Jawa Timur, Salah satu
kandungan acetogenins dalam sirsak garut berperan melawan sel kanker. “Daun
sirsak mengendalikan kerja mitokondria yang berlebihan mensintesis protein, Protein sumber energi
kanker untuk tumbuh dan berkembangbiak,” ujar dr.Zainal. Dan salah satu
kandungan JUICE GOPA KUPU adalah daun sirsak garut.
Hasilnya Setelah 1-2 Bulan rutin menyeruput Juice GOPA KUPU kanker mengecil. Terbukti
waktu di teropong di Rumah Sakit pantai indah kapuk, Sel kanker di saluran
paru-paru mengecil bahkan nyaris tidak ada.
Cairan kelenjar getah bening yang dulunya menumpuk di bawah dagu semakin
berkurang mendekati normal. Memang sampai saat ini Arif masih berjuang
menuntaskan kanker hasil metastasis. Namun, yang jelas Arif kini dapat bernapas
lega tanpa menjalani radiologi. Bobot tubuhnya pun kembali normal. Maklum,
sejak dinyatakan kanker, bobotnya susut dari 75 kg menjadi 62 kg. Info terakhir
September 2010 Arif sudah dinyatakan bebas Kanker,
Semua ini Berkah Minum Juice GOPA KUPU. (di tulis Lastioro Anmi Tambunan)
5. Hartoyo 53 Thn, Tangerang, Sakit kanker Otak.
Sedianya Hartoyo mnghadiri pesta pernikahan adik nya pada Juli 2009,
Namun usai mandi dan berpakaian rapi, bukan nya berangkat ke pesta
pernikahan tetapi ia malah tidur pulas di kamar nya. anak-anaknya lebih dulu
berangkat ke pesta pernikahan karena membawa kue dan penganan lain. Sedangkan
suaminya berangkat dari kantor. Keesokan harinya keluarga bertanya alasan
Hartoyo tak menghadiri pesta pernikahan sang adik. Nelleke kaget, “Oh ya…
padahal, kemarin saya sudah mandi. Kok lupa ya?” Ia benar-benar alpa bahwa
kemarin adiknya melangsungkan pernikahan. Hartoyo lupa menepati janji. Setelah kejadian itu ingatan nya malah memburuk, Pria 53 Thn itu tak
dapat mengetahui nama hari, tgl, siang, malam atau nama benda di sekitar dia.
Jika minta tolong kepada pramuwisma untuk mengambil sesuatu, ia hanya menunjuk
benda yang di maksud tanpa menyebut namanya.
Keluarga membawa Hartoyo ke Rumah Sakit di JakSel pada juli 2009 karna
kondisi nya kian menghawatirkan. Setelah melalui pemeriksaan intensif, antara
lain dengan pencitraan Resonansi magnetik (MRI Magnetic Resonance imaging),
dokter mendiagnosis beliau positif kanker Otak, Sel Kanker
Metastasis ke pelipis kanan dan menekan saraf-saraf motorik di kepala. Untuk mengatasi penyakit
ganas itu, dokter menyarankan agar Hartoyo menjalani operasi pengangkatan sel
kanker. Sayangnya, di rumah sakit itu fasilitas tak begitu
lengkap sehingga dokter merujuk ke rumah sakit lain di Kotamadya Tangerang
Selatan, Provinsi Banten. Pasca operasi Hartoyo mengonsumsi lebih
dari 5 jenis obat 3 kali sehari. Kondisi kesehatan Hartoyo pun berangsur pulih.
Ia mampu menyebut nama-nama benda di sekitarnya.
Namun, sepuluh bulan berselang, pada Mei 2010, tiba-tiba kondisi Hartoyo
memburuk. Dokter yang dulu menangani Hartoyo dalam operasi, memang telah
memprediksi bahwa dalam setahun mendatang sel kanker tumbuh lagi. Hartoyo tak
mampu berkomunikasi. Jika keluarga atau kerabat memanggil namanya, ia tak
menyahut. Menurut suster yang merawat di rumah, Hartoyo menolak makan dan
minum. Adik Hartoyo, Tirza Tuwahatu, yang menjenguk melihat kondisi beliauyang
datar. “Matanya kosong, ia menatap ke depan dan tidak ada reaksi, meski namanya
dipanggil,” kata Tirza. Keluarga kembali membawa Hartoyo ke Rumah
Sakit di kota Tangerang selatan, menurut dokter yang memeriksa nya, kondisi
Hartoyo memburuk juga di perparah oleh karena perawat di rumah tidak
memberikan obat.
Perawat tak telaten karena untuk minum satu obat, Hartoyo membutuhkan
waktu 15 menit. Haraf mafhum, Fungsi motorik Tenggorokan nya belum pulih benar.
Tirza sebenar nya curiga karena tiap kali bertanya pada perawat, “Apakah sudah
memberikan obat”, ia selalu menjawab sudah. Padahal, dengan obat yang begitu banyak seharusnya
perlu waktu agak lama untuk meminumkannya. Setelah melakukan pemeriksaan,
dokter menjelaskan bahwa kanker otak membesar dalam sembilan bulan sejak
operasi pada Agustus 2009. Untuk mengatasinya, Hartoyo menjalani lima kali
kemoterapi pada Juni 2010. Setelah operasi kedua, keadaan Hartoyo
berangsur-angsur pulih. Ia bisa berjalan, meski perlahan-lahan.
Selain itu memory Hartoyo Tampak lebih baik. Ia mampu mengingat dan menyebut
nama-nama benda, Setelah Hartoyo Operasi kedua.
Namun, pada pertengahan Agustus 2010, ia bagaikan tak putus di rundung
malang. Hartoyo mendadak tidak bisa berjalan Sehingga memerlukan bantuan orang
lain dengan duduk di atas kursi roda. Saat itu ia juga kesulitan berbicara,
kesehatan nya kembali memburuk. Untuk ketiga kalinya,
keluarga bergegas membawa Hartoyo ke rumah sakit. Mengutip pendapat dokter,
Tirza Tuwahatu mengatakan bahwa kemoterapi tidak memberikan pengaruh positif,
justru merusak organ tubuh lain. Obat kemoterapi sama sekali tidak menyentuh
sel kanker. Akibatnya sel kanker kembali membesar beberapa milimeter. Menurut
dr Andhika Rachman SpPD, ahli kanker dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, keberhasilan kemoterapi konvensional untuk mengatasi kanker otak
memang kecil.
Tingkat keberhasilan kemoterapi cukup baik untuk kanker otak jinak seperti
meningioma dan jika hanya sedikit massa yang diambil. Artinya sel kanker masih
kecil. Namun, setelah kemoterapi biasanya pasien mengalami gejala sisa mirip
pasien stroke. “Makin besar massa kanker, makin besar pula gejalanya,” kata dr.Andhika
Rachman SpPD. Itulah sebabanya pengobatan kanker otak sebaiknya dengan
penyinaran lebih banyak dan operasi pengangkatan.
ketika kondisi Hartoyo tak kunjung membaik, Tirza mencoba memberikan
Juice GOPA KUPU yang ia ketahui dari iklan di internet. Ia tertarik karna harga
nya relative murah di banding obat medis kanker atau herbal kanker lainnya.
Tak disangka Perkembangan signifikan terjadi setelah 12 hari Hartoyo rutin
mengonsumsi JUICE GOPA KUPU. “Ia sudah bisa merespon jika ada yang memanggil
namanya, diajak bicara sudah bisa menjawab meski masih terbata-bata. Ia pun
bisa mengangkat tangannya setinggi bahu,” kata Tirza. Saat ini pengobatan
Hartoyo hanya berupa JUICE GOPA KUPU serta fisioterapi. Ahli fisioterapi dari
sebuah rumah sakit
di Jakarta Barat datang ke rumah Hartoyo di Jakarta Selatan. Frekuensi
fisioterapi tiga kali sepekan masing-masing selama satu jam. Hartoyo memeriksakan diri terakhir pada awal Maret 2011. Hasil
pemindaian menunjukkan bahwa ukuran Sel kanker mengecil Hampir Hilang. (di
tulis Oleh Tirza Tuwahatu).
6. Rismaryati 32 Thn, Jaksel, Sakit Kanker Serviks
“Selamat ya, Sudah hamil”, Rismaryati bertubi-tubi menerima ucapan itu
dari rekan kerja, tetangga dan saudara pada Mei 2010. perutnya membesar. Banyak
orang menerka ia hamil 5 bulan, Hati yati justru remuk redam. Sebab bukan janin
yang ada dalam kandungan, Tetapi kanker Serviks yang merenggut nyawa seorang
perempuan setiap 4 menit. Rismaryati mengetahui kanker serviks itu ketika ia
memeriksakan diri di sebuah klinik di Warung buncit, Kotamadya Jakarta Selatan.
Bagian bawah perut sakit, ‘Seperti ditusuk-tusuk, nyeri sekali,’ kata perempuan
kelahiran Bogor, Jawa Barat, 20 Agustus 1978 itu. Rasa sakit menjalar ke kaki
kiri. Kondisi itulah yang mendorong Yati bergegas ke dokter spesialis kandungan
dan kebidanan, dr Slamet Zaeny SpOG, pada 6 Mei 2010.
Dokter yang memindai Yati menggeleng-gelengkan kepala. ‘Lihat di monitor,
kankernya sebesar kepala bayi,’ kata dr.Slamet Zaeny SpOG seperti
diulangi oleh Yati. Kadar CA - indikator adanya sel kanker - 113,39 U/ml;
normal, kurang dari 35 U/ml. Sambil berbaring, ia memandangi layar pemindai.
Dokter menyarankan Yati menjalani operasi. Namun, anak ke-3 dari 6 bersaudara
itu memilih jalan lain. Sebab, sebelum pemeriksaan itu pada April 2008 ia
menjalani operasi untuk mengatasi kista. Namun, 2 Thn berselang ia terserang kanker serviks. Gejala munculnya
kista sama persis dengan kanker serviks itu. Perempuan 32 Thn itu memilih
pengobatan Herbal. Ia mendatangi herbalis dan di beri 3 jenis herba alam kapsul
untuk sebulan. Sayang, yati yang membayar Rp. 9.000.000 tak mengetahui jenis
tanaman obat yang ia konsumsi.
Yati disiplin mengonsumsi 3 kapsul herba itu 3 kali sehari. Namun, tanda-tanda
kesembuhan tak kunjung muncul. Malahan perut kian membesar dan nafsu makan
hilang. Warga Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar minggu
Jakarta Selatan, itu juga mengalami insomnia dan merasa serba salah:
miring ke kiri sel kanker yang membesar ikut ke kiri, ke kanan, turut ke kanan.
Keadaan itu menyebabkan Yati memutuskan untuk menjalani operasi pada 10 Agustus
2010. Sehari sebelumnya, ia menemui kedua orang tua
nya di Ciampea kabupaten Bogor. Ketika itulah Yati berjumpa dengan
tetangga nya, Pendiri pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Dr Ervizal
AM Zuhud MS, Dr Zuhud mempunyai informasi tentang Khasiat JUICE GOPA KUPU. Dia
menyarankan untuk minum Juice GOPA KUPU.
Frekuensi 3 kali sehari masing-masing segelas. Istri Fery Firmansyah itu juga
menyantap daging buah sirsak sekali sehari. Ia memotong 4 bagian buah berukuran
sedang, bobot 6 - 7 ons. Sepotong buah Annona muricata cukup untuk
sehari. Pada 24 Agustus 2010, ia kaget bukan kepalang ketika mudah menarik
risleting dan mengancingkan celana. Semula bukan hal gampang untuk mengenakan
celana, Akibat perut yang kian membesar, Ia benar-benar baru sadar bahwa perut
mengempis. Pagi itu ia mencoba tidur, tetapi perut nya tanpa gelambir seperti
sebelum nya. Ia miring ke kiri dan ke kanan beberapa kali, tetapi tidak ada
gumpalan dalam perut yang mengikuti gerakan yang seperti sebelum nya.
“Saya menangis karna saking senang nya”, kata perempuan yang menikah pada
2007 itu. Sembuh? Begitulah dugaan Yati. Sebulan berselang ia menemui dokter
spesialis kandungan dan kebidanan. Hasil pemindaian menunjukkan tidak ada lagi
berjalan di Serviks. Menurut dokter sekaligus
herbalis di Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS, hilangnya sel kanker dari
serviks Yati dapat melalui berbagai jalan seperti luruh bersama urine atau
feses. Namun, menurut Yati selama 14 hari konsumsi JUICE GOPA KUPU hingga perut
mengempis, tak ada perubahan warna atau bentuk feses dan urine. dr.Japaries
mengatakan cara lain detoksifikasi adalah melalui keringat.“pikiran saya lepas, saya senang banget”, katanya dengan wajah berbinar.
Setelah perutnya mengempis, Yati lahap setiap kali makan sehingga tubuh kian
segar. Insomnia juga sirna... Trims GOPA KUPU...
7. Karina Sri Mulasih 59 Thn, Cibinong, Sakit Tumor Mediastinum Superior
(Pembesaran Kelenjar Tiroid).
Saran Dokter itu terus terngiang-ngiang di telinga karina sri mulasih,
“Segera Operasi dalam 3 Hari”. Karina tak akan pernah alpa kejadian pada 4
September 2010. Pada hari itu ia mengambil hasil ultrasonografi dan pemindaian
di sebuah Rumah Sakit
di Serpong, Kotamadya Tangerang Selatan, Banten. Dokter ahli radiologi di Rumah Sakit
itu menyarankan Karina untuk menemui dokter ahli penyakit dalam di rumah sakit
di Jakarta Selatan, dr Martin Batubara SpPD. Namun, hari itu dokter berpraktek
di Rumah Sakit
di Ciputat, Kotamadya Tangerang Selatan, Banten.
Perempuan 59 tahun itu pun bergegas ke lokasi praktek dr Martin. Setelah
mengecek hasil ultrasonografi dan pemindaian, dokter menyarankan agar Karina
mendaftar operasi malam itu juga, pukul 19.05. Paling lambat 3 hari ke depan,
ia harus menjalani operasi untuk mengatasi tumor mediastinum superior atau
pembesaran kelenjar tiroid. Dokter menyatakan pembesaran kelenjar tiroid itu
akibat berkurangnya hormon tiroid pada kelenjar tiroid. Nah, saran itulah yang
mengiang-ngiang di telinga Karina. Penyakit maut itu ia rasakan pertama kali pada 2009. Sejak itu ia mudah sakit,
kondisi kesehatan gampang drop. Ketika menyapu halaman ia tiba-tiba sesak
napas, ia pun menghentikan aktifitasnya dan mencoba menarik napas dalam-dalam,
masuk kerumah dan istirahat.
Semula ia mengira Bronkitis kambuh lagi, saat itu ia memang mengidap
penyakit radang cabang tenggorokan. Namun, kondisi mantan kepala sekolah dasar
Negeri Cibinong 2 itu kian parah. Napas makin sesak, ketika bicara
terbata-bata, saking sakitnya bernapas. Oleh karena itu ia
memeriksakan diri di rumah sakit di Serpong,
Tangerang Selatan. Hasil rontgen menunjukkan bahwa Karina positif tiroid.
Hormon tiroid berfungsi mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh. Jaringan
tiroid sebelah kiri membesar dan mempersempit trakhea hingga 10 mm (normal 16 -
18 mm). Itu yang menyebabkan ia merasakan sesak napas. Pada orang dewasa,
penyebab utama hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid adalah gangguan
autoimun yang menyebabkan hormon yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan
tubuh.
Untuk mengatasi itu dokter mendesak agar Karina segera operasi. Jika tidak,
kemungkinan ia tidak tertolong lagi. Meski tahu hidupnya di ujung tanduk,
Karina tak menuruti saran dokter untuk operasi. “Saya
takut mati di meja operasi,” kata ibu 3 anak itu. Ia malah memenuhi anjuran
temannya, untuk menemui herbalis di Bogor, Jawa Barat, Nama nya Valentina Indrajati. Pada
5 September 2010, Karina pun bertemu Valentina. Herbalis yang kerap mengajar yoga di Thailand itu mensyaratkan agar
karina menghindari konsumsi obat-obatan kimia, daging hewan berkaki 4,
duku, sawo dan nangka. Ketiga buah bergetah itu merusak produksi kelenjar
sehingga mesti dihindari. Menurut Valentina, Pembesaran tiroid karina
mengarah kepada tumor jinak, saat itu Valentina meresepkan JUICE GOPA
KUPU Sbagai Alternatif nya.
Keesokan hari, pada 6 September 2011, Karina mulai mengonsumsi JUICE GOPA KUPU,
ia pun meminumnya 3 kali sehari setelah makan. Pada 15 hari pertama konsumsi,
ia merasa tubuh penat dan letih. Frekuensi buang air besar meningkat rata-rata
4 kali sehari dan lebih sering tidur. Ia kaget menghadapi perubahan itu dan
segera menghubungi Valentina.
Menurut
Valentina perubahan itu merupakan proses detoksifikasi untuk membuang racun
dalam tubuh. Benar saja, ketika memasuki hari ke-16, Karina merasa lebih segar
dan sehat. Ia mampu membersihkan rumah dan halaman selama 2 jam tanpa sesak
napas dan kecapaian. “Badan
terasa ringan dan napas pun terasa lega,” kata Karina. Padahal, sebelumnya
menyapu 10 menit saja, ia merasa lelah dan sesak napas. Kini 4,5 bulan sudah
berlalu, Karina terlihat lebih ceria. Ia bisa menikmati masa pensiunnya dengan
tenang. Secara umum kondisi kesehatananya membaik dengan indikasi tanpa sesak
napas, bugar, tak mudah lelah dan lancar berbicara. Trima kasih GOPA KUPU...
(Karina Sri mulasih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar